Banyak orang
menggunakan narkoba berjenis Fentanyl. Fentanyl lebih berbahaya dibandingkan
heroin. Setengah dari satu persen orang bisa mati karena nya. Pada tahun 2015,
hampir 300 orang mati karena fentanyl, dan itu sangat memalukan ketika mati
karena fentanyl. Pada tahun 1960,
fentanyl digunakan untuk sakit parah dan produsen operasi tapi sekarang seperti
yang bisa diliat, fentanyl digunakan untuk pasien sakit kronis yang memiliki
sakit dari berbagai macam keadaan. Fentanyl yang beredar dipasaran, adalah
fentanyl yang illegal dan kebanyakan datang dari china.
Dalam dokumenter tersebut, seorang pria ingin lepas dari kecanduannya dalam mengkonsumsi
Fentanyl, tapi itu sangatlah sulit bagi nya. Karena salah satu untuk lepas dari
Fentanyl adalah berusaha untuk tidak mengkonsumsinya dalam beberapa waktu. Pria
ini mengatakan jika ia tidak mengkonsumsi pil, ia akan merasa sakit. Mengkonsumsi
pil Fentanyl akan jauh membuatnya lebih rileks dibandingkan tidak mengkonsumsi
hal tersebut.
Tidak hanya seorang pria, tetapi seorang perempuan juga mengkonsumsi pil
Fentanyl. Ia adalah seorang Tuna Wisma atau bisa dibilang tidak memiliki rumah.
Ia rela menghabiskan uangnya hanya untuk membeli sebuah Fentanyl untung dikonsumsi,
sama seperti pria yang diatas. Ia terlalu candu, dan merasa sakit jika tidak
mengkonsumsi Fentanyl. Perempuan ini bahkan bisa memakai baju yang sama 3-4 hari
sekali karena tidak memiliki uang. Dalam dokumenter ini juga sempat diselipkan
footage bergambar baliho yang bertuliskan “Pengedar narkoba tidak peduli, yang
mereka inginkan hanyalah uang” Menurut Analisa saya, arti dari tulisan
tersebut, seorang pengedar narkoba tidak peduli dengan apa yang terjadi setelah
mengkonsumsi narkoba tersebut, mereka hanya memikirkan uang tanpa memikirkan
dampaknya untuk orang tersebut.
Dokumenter ini juga
sangat menjelaskan dari berbagai pihak, mulai dari konsumen narkoba, orang yang
ahli dibidang perobatan, pengedar, polisi dan lainnya yang mendukung dokumenter
ini layak untuk ditonton sebagai pengetahuan mendalam mengenai narkoba.
Seorang polisi di blood
tribe, melakukan pengecekan ke rumah=rumah untuk masuk dan mencari tahu
pengedar narkoba lainnya. Ditemukan salah satu rumah pengedar narkoba yang
sangat berbahaya karena memiliki senjata didalam rumahnya, reporter Vice tidak
turun dari mobil polisi karena dirasa terlalu bahaya untuk itu dan tidak ada
pelindung. Namun, saat pengedar telah ditangkap, reporter diizinkan masuk untuk
melihat barang-barang dari si pengedar. Pengedar narkoba ini juga mengkonsumsi
Fentanil, karena saat didatangi ia dalam kondisi wajah memerah.
Diakhir dokumenter ini
menceritakan bahwa para pengidam narkoba Fenatil ini ingin berhenti dari
kecanduannya, beberapa dari mereka berhasil lepas dari fenatil tapi masih ada
kerinduan dengan fenatil. Dan ada juga yang sulit untuk melepasnya karena sudah
terlalu candu, tetapi ia takut jika harus mati karena nya.
Kita diajarkan untuk bisa melihat dari berbagai
sudut pandang, tidak hanya dari satu sudut pandang. Itulah yang membuat video
dokumenter Vice ini menarik, kita lebih jauh mengenal tentang narkoba
sebenarnya, seperti apa efek dan dampaknya hingga untuk apa seseorang memperdagangkan
sebuah Narkoba. Ternyata karena hasil yang didapatkan dari mengedar Narkoba
cukup besar dan penjualannya sangat cepat. Orang-orang rela membayar mahal
hanya untuk satu pil fenatil saja. Padahal pil tersebut sangat berbahaya bagi
diri sendiri.
Comments
Post a Comment